Jumat, 22 Agustus 2008

MUNAFIK

“saya tidak munafik!” demikian kalimat diplomatis, setiap kali seorang celebrities ditanya persoalannya berkaitan dengan isu-isu moral seperti keterlibatan pada narkoba, perliku sex bebas sampai pada relasi sejenis. Kalimat kamuflatif ini begitu ampuh untuk menyembunyikan sesuatu sekaligus untuk membuat pembenaran atas ketidakbenaran yang dilakukan. Kalimat ini juga bisa berarti, “hei , aku tidak sendirian, yang lain juga begitu”. Dari segi bisnis, kalimat ini amat menguntungkan karena tidak akan merugikan pencitraan yang sangat penting dalam dunia komersial.

Ribuan tahun lalu ada seorang guru yang sabar, lemah lembut, tapi begitu melihat kemunafikan, beliau dengan keras memberi suara peringatan “ Woe to you hypocrites”. Kata ini tidak dimaksud oleh guru itu sebagai legitimasi atas ketidakbenaran. “Celakalah engkau wahai munafik” dimaksud supaya setiap orang justru mengupayakan kebenaran khususnya mereka yang Tahu akan kebenaran itu. Kalau saya tahu bahwa suatu tindakan adalah tidak benar (karena alasan moral, agama, atau kesehatan) maka pengetahuan saya mesti tertuang dalam sebuah tindakan. Kejijikan perbuatan munafik terutama yang dilakukan para public figure, tidak terletak pada perbuatannya yang merugikan diri sendiri, tapi pada dampaknya bagi public. Khususnya bagi public yang belum tahu apa-apa (baca: anak-anak dan mereka yang tidak terbiasa berpikir kritis). Tak heran kalau kriminalitas dan kelainan jiwa sekarang sudah dimulai dari yang (masih) kecil.

Dampak yang lain, munculnya krisis kepercayaan di kalangan publik kebanyakan. Kalau yang “di atas” saja begitu, kenapa kami yang “di bawah” tidak boleh ? atau.. ah kami khan yang di bawah ikut-ikutan aja sama yang di atas, yang kami lakukan tidak seberapa dibanding yang di atas sana.

Jadi kalimat “saya tidak munafik” mesti dilepaskan dengan sangat hati-hati dan dimaknai seperti ini: saya tahu (mau dan sadar) itu tidak benar , dan saya tidak akan melakukan.

Ah kenapa kita berharap lebih pada celebrities dimana pencitraan diri lebih penting daripada masa depan dan peradaban public. Jadi mari kita mulai saja dari diri sendiri.

upokrita ekbale, prwton thn dokon ek tou ofqalmou sou kai tote diableyeiV ekbalein to karfoV ek tou ofqalmou tou adelfou sou (baca: Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.)